preload

MUSLIM NEGARAWAN

MUSLIM NEGARAWAN

Pages - Menu

YOUR VIEW

Published in: Label:


The world as “truth” see it

(part 1)
Manusia manapun yang mencoba bersikap baik sepanjang waktu pasti hancur di antara sejumlah besar manusia yang tidak terlalu baik. Karena itu, seorang pangeran yang ingin mempertahankan otoritasnya harus mempelajari cara menjadi orang yang tidak baik dan mempergunakan pengetahuan itu atau tidak menggunakan pengetahuan itu, sesuai kebutuhan.
THE PRINCE,Niccolo Machiavelli, 1469-1527

Memahami dunia secara utuh adalah sebuah perkara yang harus selalu dipelajari untuk menjadi manusia yang utuh. Kegagalan kita dalam memahami dunia hanya akan mengantarkan pada malfungsi posisi “rahmat bagi seluruh alam” yang diemban di setiap diri seorang muslim.Proses kita dalam berpikir, mengkaji, memaknai, juga mengkritisi bahasa-bahasa yang kita baca dan kita sentuh setiap hari melalui perantara kegiatan akademis, organisasi, media,obrolan, atau pun pesan semesta itulah yang akan membentuk perspektif.
Dalam perspektif pemikiran dan tindakan kita inilah ada sebuah pengejawantahan dari inti keyakinan juga kapasitas kita dalam memandang dunia. Memandang dunia melalui perspektif siapa, perspektif apa, perspektif yang bagaimana, juga perspektif ruang(di mana) dan waktunya (kapan).yang utama adalah saat kita mampu menempatkan perspektif kebenaran Illahi dalam setiap perspektif tersebut.
Allah SWT telah berfirman dalam QS Adz-Zaariyat ayat 49 : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah. Berpasangan memiliki makna dua hal yang berbeda namun bersandingan dan juga bermakna dua hal yang berbeda namun berlawanan. Adalah sebuah kewajiban bagi setiap manusia untuk berjalan dalam sisi yang baik . Namun harus kita ingat bahwa kebaikan tercipta bukan berdiri sendiri namun ia punya pasangan meskipun bertolak belakang yaitu keburukan. Dan kita harus mengilmui kebaikan (baca: Islam) dan juga mengilmui keburukan (baca: musuh Islam). Dalam tinjauan ini secara lugas bermakna bahwa mutlak kita hidup di atas jalan Islam, namun berpikir utuh dengan memahami cara kerja Islam dan cara kerja musuh Islam dengan perspektif kebenaran.Namun jangan  kemudian kita terjebak dalam dialektika bahwa Islam adalah thesis dan musuh islam adalah antithesisnya ataupun sebaliknya. Sama sekali tidak, karena jika demikian akan ada synthesis diantara keduanya dan inilah bias yang seringkali menjadi obyek manipulasi.
Tugas kita adalah untuk menjaga dan mempertahankan otoritas rahmatanlil’alamin yang diamanahkan pada manusia sebagai khalifah di muka bumi yang merupakan sebuah peran protagonis narasi agung. Menjadikan Qur’an dan Hadist Shahih sebagai pedoman bukan perkara ringan. Karena kita punya seteru abadi yang niscaya, yang akan selalu menggoyah dan menjatuhkan dengan apapun caranya yang tidak lain dan tidak bukan adalah setan dan iblis beserta derivatnya dalam golongan jin dan manusia.
Ibnu Sina mengatakan bahwa kita harus memahami definisi dulu sebelum masuk pada ranah konsepsi. Ya, harus kita definisikan siapa musuh kita agar kita bisa membuat konsepsi yang utuh tentang bagaimana “kebenaran” memandang dunia. Karena saat “kebenaran” memandang dunia haruslah dari sisi yang benar, sementara memandang dari sisi yang benar adalah memandang dari semua sisi, dan memandang dari semua sisi berarti memandang dari sisi Islam dan sisi musuh Islam. Saya tidak ragu tentang definisi yang kita miliki mengenai Islam, tapi  yang menjadi persoalan adalah bagaimana kita mendefinisikan musuh Islam?....     
 by : –eos-



Read More...




 oleh : Mae Perindu Surga

Pemuda merupakan agent of change bagi suatu bangsa. Karena pemuda merupakan penggerak dan ujung tombak penerus peradaban yang dipersiapkan untuk menerima estafet kepemimpinan di masa yang akan datang. Sehingga untuk menjadi pemuda yang tangguh harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Memilki rasa solider dan konsistensi (Istiqomah)
Seorang pemuda harus memiliki rasa solider yang tinggi, memiliki kepedulian terhadap sesama, dan peka terhadap kesulitan orang lain. Pemuda juga harus istiqomah terhadap prinsipnya, memiliki idealisme yang kokoh dan bersifat fleksibel. Walaupun sebenarnya untuk bersikap istiqomah sangat sulit, namun sebagai seorang pemuda harus menunjukkan keistiqomahan dalam berprinsip. Karena seorang pemuda yang teguh dalam berprinsip , ia akan menjadi orang yang besar dengan ide yang cemerlang atas penghargaan terhadap prinsipnya sendiri. 
2.    Memiliki standar keimanan (moralitas)
Seorang pemuda yang baik harus memiliki moral dan etika yang baik pula. Ia meletakkan kejujuran di atas tata krama, berbudi pekerti yang baik terhadap sesama.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa iman tidaklah tetap posisinya, kadang naik dan kadang juga turun. Karena iman terletak di dalam hati yang selalu bergejolak, tidak tetap.
Apalagi hati seorang pemuda yang senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan emosi jiwanya, sehingga iman seorang pemuda sulit untuk selalu bersifat konstan.

3.    Tidak mudah berputus asa dan pantang mundur
Dalam QS. Al kahfi :60, ada sebuah pelajaran penting dari kisah, nabi Musa yang tidak kenal putus asa dalam pencariannya mencari nabi khidir untuk berguru padanya.
Ia bersama Yusyi' bin Nun, pembantunya, mencari sebuah tempat antara laut dan sungai. Karena sesuai dengan petunjuk dari Allah, bahwa nabi khidir berada di tempat yang diapit antara laut dan sungai. Mereka tidak berputus asa dan terus berusaha untuk bertemu dengan nabi khidir dan akhirnya mereka pun menemukan tempat itu dengan bantuan seekor ikan yang dibawa mereka. Dari kisah ini, seorang pemuda harus memiliki keteguhan dan keuletan dalam bertawakal pada-Nya, tidak mudah putus asa dan selalu istiqomah hingga hasil yang diinginkan menjadi kenyataan. Namun ada kalanya, keinginan tidak selalu sejalan dengan kenyataan dan hal ini  dapat menimbulkan rasa kecewa. Sehingga, perlu menyiapkan hati dan mental dengan kemungkinan-kemungkinan yang kapan saja bisa terjadi. Berlapang dada dan selalu berhusnudzon  kepada Allah atas hasil yang telah ditetapkan.

Demikianlah pemaparan ciri-ciri semangat seorang pemuda yang tangguh dan memiliki prinsip yang kuat. Sehingga akan lahirlah sosok pemuda dengan kepribadian yang baik dan mampu menjadi calon pemimpim di masa yang akan datang. Memimpin dengan arif dan menjadi teladan bagi rakyat yag dipimpinnya. Semoga, bangsa ini mampu mencetak calon leader idaman yang akan membawa perubahan dan kemashalatan bagi umat. Insya Allah. ^_^

Read More...




 
Oleh : Aulia Rahim

“Sampaikanlah walau satu ayat”

Sebuah hadits yang memberitahukan kita untuk senantiasa berdakwah di jalan-Nya.
Banyak orang yang belum memahami hakikat dakwah  yang sesungguhnya dikarenakan berbagai alasan, di antaranya :
1.   Merasa dirinya banyak dosa
2.   Belum mampu berdakwah
3.   Belum ada bekal untuk berdakwah baik itu dari segi ilmu maupun dari segi kemauan.
4.   Terlahir dari pendidikan umum bukan lulusan pondok pesantren atau sekolah agama.
Masih banyak lagi alasan yang dikemukakan orang-orang yang belum mau berdakwah. Padahal cara berdakwah itu ada berbagai macam yaitu :
1.   Dakwah bil lisan : Dakwah yang dilakukan dengan lisan.
Dakwah ini biasanya yang dilakukan oleh ustadz atau ustadzah di berbagai pengajian ataupun ketika sholat Jumat. Lebih efektif dilakukan secara dialog tetapi tergantung kondisi.
2.   Dakwah bil hal : Dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata. Dengan dakwah ini kita bisa memberikan contoh teladan yang baik untuk orang-orang di sekitar kita.
3.   Dakwah bil tadwin : Dakwah yang dilakukan dengan tulisan. Inialah dakwah yang sering dilakukan oleh banyak penulis.
Namun, tidak semua penulis melalukan hal ini. Disebabkan oleh latar belakang dan niat penulis saat menuliskan karyanya.
Banyak yang melatarbelakangi niat penulis ketika menulis, antara lain :
1.   Untuk mencari popularitas agar terkenal
2.   Untuk mencari kekayaan
3.   Hanya sekedar hobi
4.   Pelepas masalah dan beban
5.   Untuk berbagai
6.   Untuk berdakwah
Dua point terakhir yang patut kita contoh dari pemaparan latarbelakang niat ketika menulis yaitu untuk berbagi dan berdakwah. Sebab apabila menulis itu diniatkan untuk berbagi maka ilmu yang ditulis tersebut akan bertambah. Jika Ilmu itu semakin banyak dibagikan ke orang lain maka semakin bertambah pula ilmu yang kita miliki. Sedangkan apabila kita menulis dengan niat untuk berdakwah maka kita akan diberikan kemudahan dalam menulis. Sebab siapa saja yang memperjuangkan agama Allah maka Allah pun akan memperjuangkannya. Dengan dakwah itulah kita akan diberikan kemudahan dalam menulis. Berdakwah untuk mengajak orang-orang agar lebih taat dan beriman kepada Allah SWT.
Ada beberapa kelebihan apabila kita berdakwah dengan tulisan yaitu :
1.   Dakwah tulisan itu akan bertahan lebih lama
2.   Dakwah tulisan itu jangkauanya lebih jauh
Terkadang kita berpikir bahwa tugas dakwah itu hanya diemban oleh orang-orang yang berilmu agama banyak dan berpengalaman, lulusan pondok pesantren ataupun sekolah agama. Sehingga, tidak ada kewajiban pada diri kita untuk melaksanakan dakwah. Padahal, dakwah itu milik kita bersama.
Dengan berdakwah kita mengajak orang-orang untuk ber-amar ma’ruf nahi mungkar.
Jikalau kita bukan lulusan pondok pesantren atau sekolah agama. Dakwah itu masih bisa kita lakukan, menjadi seorang da’i yang berlatar belakang sekolah umum dirasa kurang mampu dalam berbicara tentang agama lewat dakwah lisan. Dikarenakan kurangnya ilmu agama yang dimiliki, sehingga ada rasa keraguan untuk berdakwah secara lisan. Keraguan dalam diri sendiri maupun keraguan dari para pendengar.
Para pendengar dakwah lisan biasanya lebih patuh dan suka dengan da’i-da’i lulusan pondok pesantren, minimal sekolah agama. Mereka yakin dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang lulusan sekolah agama ketimbang lulusan sekolah umum. Sebab, mereka berpendapat bahwa di sekolah umum itu pelajaran agamanya hanya sedikit ketimbang di pondok pesantren maupun sekolah agama.
Ada dua cara dakwah yang tersisa yang bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk bagi kita. Dakwah dengan perbuatan dan dakwah dengan tulisan.
A.  Dakwah dengan perbuatan
Dakwah ini bisa dilakukan oleh semua orang, sebab dengan perbuatanlah, dia bisa berdakwah dengan orang lain. Tentunya perbuatan-perbuatan kebajikan yang mengarahkan kita untuk lebih taat beribadah kepada Allah.
Dengan dakwah ini kita dituntut untuk bisa memberikan contoh yang baik kepada sesama kita, bisa dijadikan teladan bagi orang-orang disekitar kita.
Teringat perkataan seorang profesor, beliau mengatakan bahwa zaman sekarang ini sangat banyak tontonan tetapi kurang atau sangat minim tuntunan.
Tuntunan yang beliau maksud ialah orang yang bisa menuntun kita berbuat kebaikan (teladan) dan menuntun ke jalan kebenaran demi meraih keridhoan sang Ilahi Robbi.
B.   Dakwah dengan tulisan
Dakwah ini pun bisa dilakukan oleh semua orang tanpa melihat latar belakang pendidikan. Dengan bermodalkan pengalaman bisa dijadikan sebuah tulisan yang akan membuat orang lebih beriman dan taat kepada Allah.
Dakwah lewat tulisan tidak harus menunjukan tulisan tersebut harus ada aroma religiusnya tetapi tulisan tersebut memiliki kandungan hikmah yang tersurat maupun tersirat di dalam sebuah tulisan yang akan mempengaruhi pembaca.
Dengan dakwah inilah yang sering dilakukan oleh penulis baik itu penulis fiksi maupun nonfiksi. Berbagai novel-novel dan buku-buku religius telah ditulis oleh tangan-tangan penulis yang bersama-sama belajar agama dan berbagi pengalaman. Kemudian pengalaman tersebut berisi pelajaran dan hikmah yang bisa dipetk oleh pembaca.
Salah satu keunggulan berdakwah melalui tulisan dibandingkan berdakwah melalui lisan adalah semua orang dapat  membaca dan mengulangnya kembali dengan tanpa menulis ulang. Karena ketika orang mendengarkan ceramah, kebanyakan dari mereka hanya sekedar mendengarkan dan ketika pulang dari ceramah atau kajian, ilmu-ilmu yang didapatkan ketika mendengarkan hilang seketika kecuali di catat.
Bagi penulis pemula, ada beberapa alasan yang diutarakan ketika ingin berdakwah melalui tulisan. Mereka berpendapat bahwa menulis itu sulit, tidak ada waktu dan berbagai alasan lainnya. Dan pertanyaan yang sangat berpengaruh atas alasan yang diutarakan tersebut adalah “Bagaimana dakwah lewat tulisan dapat terwujud ketika kebiasaan menulis belum rutin dilakukan?” Menulis apapun itu apalagi menulis untuk mengajak  orang-orang berlomba dalam berbuat kebaikan dan lebih taat kepada Sang Pencipta.
Mari kawan ...
kita mulai menulis dengan dilatarbelakangi niat untuk berbagi dan berdakwah. Siapa lagi yang akan melanjutkan dakwah lewat tulisan selain kita-kita sang penerus estafet dakwah lewat tulisan.
                                                                                                                                                           

Read More...

REKAYASA SOSIAL

Published in: Label:

MAKALAH DM 2 
OLEH : YUNIS ARIFAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
“Kita harus membaca situasi sekarang ini dengan semangat bagaimana memanfaatkannya sebagai momentum untuk kemajuan-kemajuan baru, lompatan-lompatan baru, bagi kepentingan strategis dan sejarah dakwah “ (Ust. Anis Matta Lc, dalam Menikmati Demokrasi)
Cita-cita untuk menciptakan masyarakat yang ideal tidak di peroleh dengan serta merta, namun melalui proses yang diperjuangkan, dimana diperkukan adanya lagkah strategis yang sesuai dan dengan pembentukan visi dan misi yang jelas. Munculnya kompleksitas problem yang timbul didalam masyarakat seperti halanya kemiskinan, kebodohan, korupsi kolusi dan nepotisme, kemerosotan moral, keterbalakangan pendidikan merupakan soal yang perlu adaya pemacahan.
Juga kesalahan berpikir dan mitos diantaranya adalah Fallacy of Dramatic Instance, Fallacy of Retrospective Determinism, Post Hoc Ergo Propter Hocn, Fallcay of Misplaced Concretness, Argumentum ad Verecundiam, Fallacy of Composition, Circular Reasoning. Mitos-mitos sosial yang tibul dalam kalangan masyarkat perlu diadakan kefahaman dan kelurusan berfikir yang benar.
Karena hal itulah diperlukan adanya Rekayasa Sosial, dimana Setiap perubahan sosial dimulai dengan mengarahkan perhatian kita tidak lagi pada perubahan individual namun pada pencapaian perubahan sosial. Dalam mempelajari perubahan sosial, kita akan menemukan perbincangan mengenai faktor-faktor yang menimbulkan perubahan sosial; agen-agen perubahan sosial (agents of social change), berapa lama perubahan sosial itu terjadi (durasi sebuah perubahan sosial), juga dampak dari perubahan sosial itu?
Melihat permasalahan diatas muncul pertanyaan mangapa pentingnya adanya rekayasa sosial , apa itu rekayasa sosial, dan siapa tokoh pelakunya. Pembangunan ini harus diikuti dengan kesiapan semua pihak supaya dalam perjalananya tidak kandas ditengah jalan. Dan di setiap masa yang terjadi, pasti ada pelaku ataupun agen yang beraksi di setiap masanya, para kaum muda yang akan merekayasa sosial untuk sebuah perubahan sosial yang ada dan tetap berjuang untuk rakyat dengan perbaikan negaranya.
B.Rumusan Masalah
1.      Apa itu rekayasa sosial ?
2.      Mengapa perlu adanya rekayasa sosial ?
3.      Siapakah yang tepat menjadi pelaku rekayasa sosial?
4.      Rekayasa Sosial dalam gerakan KAMMI?
C.Tujuan
1.      Menelaah pengertian rekayasa sosial
2.      Memahami pentingnya rekayasa sosial
3.      Mengetahui pelaku rekayasa sosial
4.      Mengetahui rekayasa sosial dalam gerakan KAMMI

















BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Rekayasa Sosial
Ketika seorang awam mendengar istilah rekayasa sosial pasti terbesit dalam  benak bahwa  ada sebuah manipulasi didalamnya.karena istilah rekayasa lebih familiar diartikan sebagai sebuah manipulasi, sebuah manipulasi yang melibatkan banyak individu, karena kata sosial lebih identik dengan banyak orang. Jadi secara awam rekayasa sosial dapat diartikan sebagai manipulasi yang melibatkan banyak orang atau manipulasi yang ada dalam sekelompok orang atau masyarakat.sedangkan Dalam sebuah buku yang berjudul rekayasa sosial  karya jalaludin rakmat  telah dijelaskan bahwa rekayasa sosial adalah sebuah proses perancangan kondisi sosial  agar tercipta kondisi  seperti yang diharapkan, hal ini muncul ketika kondisi faktual tidak berjalan seperti yang diharapkan, atau adanya perbedaan antara kenyataan dengan keinginan. Adanya perbedaan inilah yang disebut dengan masalah, seperti yang digambarkan bagan dibawah ini:
 

    Masalah Sosial                                Rekayasa Sosial
Dari gambaran diatas dapat kita lihat, bahwa ketika kenyataan atau kondisi faktual tidak sama dengan harapan maka itulah yg bisa kita sebut dengan masalah sosial, jadi masalah sosial ada ketika ada ketidaksamaan antara kenyataan dan harapan,dan untuk menjadikan kondisi tersebut mengarah pada hal yang diinginkan maka disinilah dibutuhkan sebuah rekayasa sosial.agar kondisi yg selanjutnya seperti yang diharapkan.

.

B.Perlunya Sebuah Rekayasa Sosial
Saat reformasi ’98 negara kita mengalami perubahan sosial. Sebelum reformasi pun sebenarnya sudah terjadi perubahan sosial meskipun amat berangsur-angsur. Perubahan sosial yang terjadi tanpa sepengetahuan kita disebut unplanned sosial change (perubahan sosial yang tak terencana). Ada juga yang kita rencanakan, kita desain, dan kita tetapkan tujuannya, dan disebut planned social change (perubahan sosial yang terencana).
Sebab-musebab terjadinya perubahan sosial, antara lain ada yang berpendapat karena ide, pandangan hidup, dan nilai-nilai. Menurut penganut pendapat ini, penyebab utama perubahan adalah ide, Max Weber adallah salah satu penganut pendapat serupa, dalam  The Protestant Ethic and the Socialogy of Religion dan Spirit of Cpitalism, Max Weber banyak menekankan betapa berpengaruhnya ide terhadap suatu masyarakat
Pada umumnya, masyarakat mengharapkan adanya perubahan sosial ke arah pencapaian kesejahteraan, kemandirian, dan keterbukaan yang mampu mengatasi problem-problem sosial. Oleh karena itu perubahan sosial harus dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terencana. Dan untuk mendukung upaya tersebut, diperlukan sebuah rekayasa sosial berdasar cara pikir yang benar.contoh kasusnya mungkin yang sangat dekat dengan kita adalah kemiskinan, kemiskinan adalah problem sosial yang nyata di indonesia ini sebagai negara berkembang.
Bagan untuk siklus kemiskinanpun antara lain sbb:
Ketika Produktivitas kerja yang rendah menimbulkan pendapatan yang rendah pula. Pendapatan yang rendah menyebabkan pendidikan yang rendah, pendidikan rendah menyebabkan kualitas SDM rendah, kualitas SDM  rendah menyebabkan produktivitas rendah dan seterusnya.dan ketika ada  hal seperti ini kita tidak bisa diam saja, dan pastinya masyarakat pun jenuh dengan kondisi siklus yang berputar seperti hal ini, harus ada perubahan untuk kedepannya, untuk merubah kondisi seperti ini .usaha dapat dilakukan dengan berbagai langkah, antara lain dengan sebuah perubahan nyata, yang dimulai dengan sebuh ide, ide yang kongkrit,dan hal ini harus didukung dengan perubahan  individu dan kelompok.proses perubahan inilah yang disebut dengan rekayasa sosial, maka rekayasa sosial diperlukan ketika ada gep antara keinginan dan kondisi faktual
Sebagaimana Dalam penggalan surah Ar-Rad ayat 11 yang terjemahannya sbb:
 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11
Dari ayat diatas dapat dikaji bahwasanya, Allah azza wa jalla tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau kita bisa sebut masyarakat, sebelum kaum tersebut berusaha untuk mengubahnya. Hal ini dapat menjadi dasar betapa perlunya sebuah rekayasa sosial, karena rekayasa sosial adalah proses upaya manusia untuk mengubah kondisi faktual menjadi kondisi yang diharapkan. Dan Allah pun akan meridhoi perubahan yang terjadi ketika kaum tersebut berusaha untuk merubahnya.
C. Pelaku Rekayasa Sosial
Berbicara masalah pelaku rekayasa sosial, mungkin pemuda bisa menjadi solusi dari hal ini, karena Seorang pemuda senantiasa memiliki potensi yang besar, tindakan, pemikiran, gerak yang berorientasi dengan perubahan. Sosok pemuda yang selalu lekat dengan title “agent of change” dan selalu dibangga-banggakan akan senantiasa bernilai nihil apabila memang tidak diperdayakan. Padahal bangsa ini berharap akan lahirnya sosok negarawan-negarawan yang akan memimpin negeri ini dengan arif dan bijaksana dan pastilah negeri sejahtera merupakan sebuah harapan di tiap masyarakat di dalamnya.
Melejitkan potensi pemuda sangat mendukung untuk masa depan bangsa ini, Sosok pemuda menjadi harapkan negeri ini. sosok pemuda yang bijaksana. Pemuda yang memiliki potensi serta  berpandangan lebar dan lapang. Mengetahui masalah-masalah pokok di negeri ini, mampu berpikir dan merenungkannya. Berjuang dengan senantiasa memberikan solusi praktis untuk bangsa ini. Selain itu senantiasa bersiap dan siaga,  Jiwa pemuda yang  memiliki  empat dasar yang harus dipegang yaitu iman, ikhlas, semangat, dan amal. Point-point tersebut lah yang seharusnya menjadi karakter utama para pemuda. Sosok pemuda masa depan yang memiliki iman yang kuat, ikhlas, senantiasa bersemangat, dan melakukan amal kebajikan dalam berbagai aktivitas.
Kita takkan terlepas dengan kasus ‘98 yang notabene pemuda sebagai pelaku utama dalam proses rekayasa sosial di Indonesia, sudah terbukti bahwa pemuda adalah pelaku dari rekayasa sosial pada saat itu,maka tiada salahnya ketika tawarkan bahwa pemuda bisa menjadi pelaku rekayasa sosial.

D. Rekayasa Sosial dalam Gerakan KAMMI

Gerakan KAMMI adalah Gerakan yang mempunyai perinsip antara lain :
  1. Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
  2. Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
  3. Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
  4. Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
  5. Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
  6. Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI
Dari poin- poin diatas dapat kita garis bawahi bahwa rekayasa sosial punya korelasi dengan gerakan KAMMI, antara lain bahwa Prinsip Gerakan KAMMI adalah, “Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI”, Dari hal tersebut dapat kita pahami bahwa perbaikan adalah hal yang sangat familiar di gerakan kammi, adalah sebuah tradisi, suatu yang telah tertanam dalam gerakan ini.sedangkan Rekayasa sosial adalah sebuah proses perbaikan kondisi atas kondisi yang kurang sesuai dengan keinginan masyarakat atau bisa disebut proses perbaikan, jadi dari hal tersebut dapat kami tarik kesimpulan bahwa kammi dapat menggunakan rekayasa sosial sesagai solusi dalam proses perbaikan.karena pengertian rekayasa sosial dan prinsip gerakan kammi ternyata hampir sama.
Dapat kita contohkan saja, dalam politik kampuz ketika KAMMI akan melakukan perbaikan dalam birokrasi kampuz maka sesuai dengan  prinsip gerakan KAMMI yaitu “Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI”, dan untuk mewujudkan itu, maka diambil langkah menguasai posisi strategis, yang sesuai juga dengan prinsip gerakan KAMMI yaitu “Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI”, dengan menguasai posisi strategis seperti halnya dalam dunia kampuz adalah ketua BEM, ketua HMJ, adalah langkah untuk perbaikan, karna dengan menguasai posisi tersebut, kita akan mudah untuk masuk dalam ranah2 keputusan kampus, dan diposisi2 stategislah suara kita akan di dengar.dan dizona itu kita juga bisa menerapakn bahwa pemuda adalah agen of change , yaitu agen2 perubahan.



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adanya gejala problem sosial yang dikarenakan gep antara kondisi faktual tidak berjalan sesuai kondisi yang diharapkan, disinilah muncul adanya rekayasa sosial sebagai proses perancangan untuk menuju tatanan masyarakat yang diharapkan. Yaitu pencapaian kesejahteraan, kemandirian, dan keterbukaan yang mampu mengatasi problem-problem sosial tersebut.
Pemuda adalah agen of change bagi bangsa, karna pada jiwa pemuda terdapat semangat,motivasi,kemampuan,potensi yang besar untuk berkembang atau maju,dan jiwa pemuda memiliki 4 poin yaitu iaman ,ikhlas,semangat, dan amal,dan hal ini dapat menunjang adanya Rekayasa Sosial sehingga sesuai dengan hal yang diinginkan.Namun pencapaian tersebut harus didukung disemua elemen masyarakat agar dalam perjalannya tidak kandas ditengah jalan.
Dan rekayasa sosial dapat menjadi tawaran bagi perjuangan kammi, karena prinsip kammi antara lain adalah “Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI”, dan cara perbaikan tersebut adalah dengan menerapkan prinsip gerakan kammi “Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI” dan proses untuk mewujudkannya dapat menggunakan rekayasa sosial



DAFTAR PUSTAKA

1.http://fadhliyafas.blogspot.com/2007/11/rekayasa-sosial-social-engineering.html
2.http://mandikopa.multiply.com/reviews/item/5
3.http://groups.yahoo.com/group/buku-islam/message/284
4.http://tysar.wordpress.com/2010/08/15/apakah-rekayasa-sosial-social-engineering/


Read More...
Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

About Me