Teologi dan Falsafah Hijab
“Teologi Sosial Hijab Perempuan dalam Konsep Islam”
Murthada Muthahhari
Dalam tinjauan bahasa, kata hijab
(jilbab) berarti penutup atau sesuatu yang menutupi. Hijab adalah penutup yang
menghalangi terlihatnya pesona-pesona perempuan di hadapan pria. Mengenakan
hijab merupakan suatu kewajiban umum atas perempuan yang harus dilaksanakan
sejak masa balig hingga masa tua. Hijab bukanlah adat kebiasaan perempuan Arab
saja sehingga perempuan non-Arab tidak perlu menirunya, melainkan suatu hukum
yang tegas dan pasti sehingga seluruh perempuan muslimah diwajibkan oleh Allah
SWT untuk mengenakannya.
Pada tahun-tahun pasca perang dunia II
merupakan tahun-tahun peperangan yang lebih seru dan sengit. Tahun-tahun yang
penuh dengan pertentangan akidah dan pemikiran, dan berbagai ideologi yang
datang ke Timur bersama barang-barang dagangan dan tradisi-tradisi yang diimpor
dari Barat. Slogan-slogan palsu yang disuarakan oleh orang-orang yang mengaku
“pembela hak perempuan” agar melepas hijab , adalah salah satu bentuk
penyesatan dan perbuatan aniaya serta
pelanggaran terhadap hak-hak perempuan. Dan pada hakikatnya islam ingin mengangkat
kehormatan dan martabat perempuan. Perempuan memiliki hak-hak yang harus
dijaga. Dalam islam hijab merupakan bentuk proteksi bagi perempuan bukan suatu
bentuk pengekangan.
Beberapa Alasan Logis dalam Pemakaian Hijab
Pembahasan hijab kali ini akan ditilik
melalui tiga aspek. Sebuah pembahasan mengapa hijab timbul di tengah masyarakat
secara umum akan menjadi pembahasan filosofis dan sosio-historis, mengingat ini
bukan hanya khusus pada masyarakat Islam. Hijab telah ada sebelum islam,
pakaian itu berlaku di antara bangsa-bangsa kuno dan penampilan hijab lebih
mencolok di masa Dinasti Sassaniaa di Iran dibandingkan dengan daerah lain.
1. ALASAN
FILOSOFIS
Para komentator sosial sering
mengajukan alasan-alasan tentang hijab yang terfokus pada ide bahwa di awal
prinsip hukum alam tidak ada penutup atau kerudung yang tercipta antara makhluk
jantan dan betina. Menurut Russell, “tidak ada kejadian di alam ini di mana
tirai atau kerudung dibentangkan antara kelamin betina dan kelamin jantan”. Dan
berikut akan diutarakan alasan bagi hadirnya hijab. Pertama, alasan filosofis.
ia memusat pada kecenderungan ke arah asketisisme (paham yang mempraktikan
kesederhanaan, kejujuran, dan kerelaan berkorban: kehidupan sebagai petapa,
meninggalkan urusan-urusan dunia)
berjuang melawan kesenangan dalam upaya untuk menundukkan ego. Sumber
utama gagasan ini berasal dari India yang menciptakan batasan antara laki-laki
dan perempuan melalui upaya asketisisme karena seorang perempuan merupakan
bentuk tertinggi pemberi kenikmatan nafsu. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi keterbelakangan masyarakat karena mengejar kebebasan dalam
bergaul. Ada dua alasan askesitisme mulai berkembang di tengah masyarakat : Pertama,
karena di antara kelas masyarakat yang terabaikan, ada sebagian masyarakat yang
bertindak tidak pantas terhadap perempuan. Hal ini disebabkan karena adanya
rasa kecewa terhadap perempuan karena penolakan cinta, hingga timbullah rasa
kebencian yang besar terhadap perempuan. Sehingga kemudian mereka melakukan
asketisisme dan mempropagandakan penentangan terhadap perempuan, inilah yang
mereka kembangkan melalui filsafat kependetaan.
Kedua, keinginan kuat untuk menentang kasus yang
pertama. Orang –orang yang sangat ekstrem dalam praktik seksnya sehingga
melebihi batas-batas normal dan orang-orang yang berpaling ke obat-obatan untuk
menjauhi seks. Hal yang sangat ekstrem dapat menimbulkan kejenuhan dan
keletihan sehingga hal ini mengakibatkan perasaan antipati terhadap perempuan.
Paham ini sangat dibenarkan oleh orangorang yang berpaham matrealis.
Dua alasan di atas merupakan latar belakang
timbulnya hijab di kebudayaan lain, dan faham askstisisme tidak ada di zman
jahiliyah di Arabia. Namun Islam telah
mengatur pembatasan pergaulan dan penggunaan hijab untuk melawan faham
asketisisme dan melarang praktik-praktik asketis. Salah satu tujuan Islam
mengetengahkan masalah hijab bukanlah atas dasar asketis tapi menekankan
kebersihan, karena kebersihan sebagian dari iman, dan Allah menyukai keindahan
dan kebersihan. Islam memandang kebaikan
dan kasih sayang yang ditunjukkan kepada perempuan sebagai sifat yang dimiliki
oleh Rasul-RasulAllah. Ada hadith yang mengatakan “ Di antara sifat para nabi
adalah mereka mencintai perempuan”.
Rasulullah telah berusaha keras melarang praktik
asketis yang meniru gaya hidup biarawan dan para rahib. Rasulullah bersabda
:”Satu di antara yang membuat perempuan-perempuan yahudi melakukan
perselingkuhan adalah karena suamui-suami mereka demikian jorok sehingga
istri-istri mereka mencari pria yang bersih dan berpenampilan menarik. Berdasarkan hadith di atas telah jelas bahwa Islam tidak mengajarkan faham
asketis melainkan mengajarkan kebersihan dan mengedepankan prinsip hijab sebagai
bentuk penghargaan terhadap perempuan. Dan telah jelas pula bahwa falsafah
pertapaan tidak dapat dihubungkan dengan Islam. Falsafah ini mungkin ada di
beberapa tempat di dunia, tetapi falsafah tersebut tidak sesuai dengan Islam.
2. ALASAN SOSIAL
Sebab lain yang menjadi dasar penggunaan
hijab adalah faktor keamanan. Pada zaman dinasti Sassania di Iran,
pendeta-pendeta tinggi dan para pangeran mencari dan membawa gadis cantik yang
mereka temui, sehingga keamanan para perempuan dan harta benda menjadi salah
satu hal yang patut dijaga. Gagasan hijab ini ialah untuk melindungi perempuan
sehingga tak seorang pun bisa menemuinya. Kondisi seperti ini sangat berbeda
jauh dengan kebudayaan suku badui di Arabia yang sangat melindungi perempuan.
Ketika terjadi pertikaian antarsuku yang mengancam sosial dan kelompok maka
bukan hanya para lelaki yang menjadi targetnya namun anak-anak dan para
perempuan juga ikut diperhitungkan, sehingga kerudung tidak menjamin keamanan
perempuan. Hijab bisa mencegah gangguan terhadap seseorang terhadap perempuan.
Model ganggguan semacam itu tidak terjadi di antara suku-suku itu. Maka dari
itu kita tidak bisa berpendapat bahwa islam semata-mata menegakkan hijab hanya
untuk menjamin keamanan, namun bukan berarti islam tidak mempertimbangkan hal
tersebut.
3. ALASAN
EKONOMI
Alasan lain yang diberikan dalam
penerapan hijab adalah struktur ekonomi yang mengeksploitasi perempuan. Hal
tersebut mengakibatkan ketidakadilan. Sejarah menunjukkan adanya empat era
sehubungan dengan pergaulan antara pria dan wanita, termasuk zaman sekarang.
Era pertama kemanusiaan, menurut
pandangan ini, adalah zaman komunal yang berhubungan dengan seks. Di zaman ini,
pada dasarnya tidak ada kehidupan keluarga. Era kedua adalah, ketikakaum pria
mendominasi perempuan dan mereka dipandang sebagi budak dan sarana untuk
melayani kaum pria. Era kedua ini adalah era kepemilikan olah kaum pria. Era
ketiga adalah ketika kaum perempuan bangkit memprotes dominasi kaum pria, dan
erakeempat adalah era persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.
Orang-orang yang menentang hijab
berpendapat bahwa era pertama adalah zamn komunal yang berhubungan dengan zamn
prasejarah. Era kepemilikan adalah era terpanjang yang pernah tercatat oleh
sejarah, di mana pria mendominasi perempuan dan mereka menyatakan islam sebagai
contoh dari era ini. Era ketiga dikenal sebagai zaman pemberontakan,timbul pada
paro kedua abad ke-19. Era keempat ialah zaman yang sedang berlangsung hingga
sekarang yakni era pencarian persamaan hak antara pria dan perempuan.
Jelas bahwa era-era ini berkembang atas dasar
adanya perkembangan ekonomi yang berhubungan dengan era kemanusiaan, yakni
seperti era komunal, era feodal, era kapitalis dan era komunisme. Dalam hal
ini, keempat era tersebut telah mennujukkan bahwasannya penerapan hijab sangat
berhubungan erat dengan perkembangan ekonomi, hal ini dapat dibuktikan ketika
pria mengeksploitasi perempuan dirumah dan mempekerjakan mereka dan mengurung
mereka di dalam rumah. Namun islam tidak memaksudkan hijab sebagai sarana
eksploitasi perempuan secara ekonomis, islam menegakkan ajaran-ajaran yang
menghargai hak perempuan dalam rumah tangga, pria berhak membuat peraturan demi
kebaikan rumahtangganya yang sesuai dengan ajaran islam, bukan untuk
mengeksploitasi perempuan dan memenjarakan merekadi rumah. Dan hal ini sangat
bertentangan dengan pendapat orang-orang yang menentang hijab.
4. ALASAN ETIKA
Alasan lain dalam menegakkan hijab
adalah masalah moral, hal ini berhubungan dengan karakter dan sifat pribadi.
Munculnya hijab karena adanya egoisme laki-laki dan kecemburuan mereka terhadap
pelecehan kepada kaum perempuan. Sehingga para lelaki menerapkan prinsip hijab
untuk memiliki perempuan secara eksklusif dan tidak menginginkan lelaki lain
untuk turut memiliki.
5. ALASAN
PSIKOLOGIS
Sebagian orang berpendapat bahwa
menerapkan hijab dan diam di rumah merupakan bentuk alasan psikologis dan
perasaan rendah diri perempuan terhadap pria. Perasaan ini dilandaskan atas dua
alasan :
Pertama, sebagian perempuan meyakini bahwa mereka mempunyai kekurangan organik di
dalam tubuhnya dibandingkan pria. Alasan kedua adalah pendarahan bulanan
dalan menstruasi dan pasca melahirkan. Pada zaman dahulu, periode bulanan yang
dialami perempuandipandan sebaga kekurangan. Oleh karena itulah mengapa
perempuan diisolasi selama mereka mengalami menstruasi dan semua orang
menghindar untuk berubungan dengan mereka. Mungkin keyakinan itu yang menjadi
alasan utama para sahabat mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah seubungan
dengan menstruasi. Dan Allah mewahyukan sebuah ayat khusus untuk menjawab
pertanyaan ini, Al quran tidak mengatakan bahwa menstruasi merupakan sesuatu
yang menyedihkan dan perempuan harus didisolasi selama masa menstruasi, Al
quran mengatakan bahwa mereka tidak boleh saling bergaul sesuai dengan “ mereka
bertanya kepadamu tentang menstruasi, katakanlah :”menstruasi adalah kotoran,
olah karena itu janganlah bersetubuh dengan perempuan pada saat tu hingga
mereka suci:
Menurut islam, perempuan yang
menstruasi adalah muhdis, yakni oang yang belum berwudhu atau mandi wajib, dan
terbebas dari kewajiban shalat dan puasa. Keadaan perempuan yang sedang
menstruasi dipandang hina dan kotor, sehingga mereka memandang perempuan
rendah, maka dari itulah diperukan hijab, namun islamberkata lain, hijab bukan
digunakan untuk mengisolasi perempuan yang sedang dalam keadaan menstruasi dari
lingkungannya, bukan memandang perempuan sebagai makhluk yang rendah. Namun
jika islam melarang perempuan-perempuan yang dalam kondisi menstruasi bergaul
dengan suami ini menunjukkan islam peduli akan kesehatan kedua belah pihak,
karena menstruasi merupakan darah kotor yang bisa saja menyebabkan
penyakit.
by : mae_12
Bersambung.......
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar